Selamat Datang di - "AKU BERPIKIR MAKA AKU ADA"

Wahana berpikir, berkreatifitas dalam kata menjadi lebih nyaman dibaca
http://dediiswanto.blogspot.com

Sabtu, 14 Maret 2009

SURAT PUISI

PUISI AKU UNTUKMU

Angin begitu sejuk menghembus hati di siang itu
Sungguh nyaman dan menenangkan
Apa lagi hati mereka-mereka yang remus redam
Seperti Qais yang nestapa
Berdiam diri membiarkan wktu mengintai dengan syahdu
Seperti aku yang tak pernah lekang untuk berdiam
Menikmati angin, menikmati nelangsa ini
Angin begitu mesra dengan ilalang
Menghembusnya perlahan
Menggoyangkan dedaunan, hingga menimbulkan tarian indah yang penuh dengan cinta
Sungguh mempesona
Aku melihat engkau di sana
Bermain bersama angin
Sesekali kau ikut menari
Tarian cinta yang mempesona
Akupun tersenyum melihat itu semua
Kaupun gelengkan kepala
Melihat tingkahku seperti orang yang bodoh
Termangu menyaksikan kecantikan hatimu
Hingga aku tersadar
Kau tak lagi di situ
Ilalang pun tak ada
Hanya angin yang membelai hatiku
Yang menawan cintaku

2.
Baru kemarin aku mengira
Kau lah yang jahat yang telah merejam cinta di hatiku
Membuatku hilang dari angin
Ternyata aku salah, karena sebaliknya

3.
Kebutaan itu menuntun aku di sini
Meraba asa yang tak pernah teraba
Menjamah hati remuk yang tak terjamah
Menyentuh cinta yang tertelan oleh bumi
Tinggal hanya takdir-takdir buta
Aku tak tahu apakah engkau takdirku

4.
Takdirku tak seperti yang engkau pikirkan
Takdirku adalah takdir buta
Yang tetap kelam dengan harapan cinta
Dan kau adalah harapan ku
Setitik ceraah dalam kegelapanku hatiku
Dan kau tau itu…

5.
Demi zat yang membolak-balikkan hati
Engkaulah penyebabnya
Menatap matamu pun aku takut
Takut rasa itu menghujan begitu dalam hingga belatimu kan berpindah menancapnya
Karena matamu itu menghentikan detak jantangku

6.
Jangan engkau beri harapan kepada hatiku
Jangan kau utarakan kata yang indah itu
Membuat aku mengadu lagi ke Tuhan nantinya
Hingga kau memenuhi setiap sudut dinding dan langit kamarku

7.
Syair-syair cinta mengalun mengalaun menentramkan dunia
Aku tau…
Itu syair-syair engkau yang mendamaikan dunia
Mendamaikan hatiku
Aku tertegun di tepian itu
Bukan berdendang tapi khusuk dalam syair mu

8.
Mungkin yang engkau dengan
Suara hatiku yang mengaguni syairmu
Tak ada karma cinta itu lagi
Yang ada hnyalag kau dan aku
Mengarungi cinta bersama angin di maha samudera

9.
Tak ada yang menang ataupun kalah
Karena tetap buta
Tapi aku tak peduli
Aku hanya ingin pautkan hatiku di palung jiwamu yang terdalam
Hingga tak ada lagi yang bisa mengambilnya darimu

10.
Jangan engkau mengagungkan harapan dariku…
Rakitku…
Anginku…
Kan mengiringmu menuju pelabuhan cinta
Tap[I entah kapan aku persembahkan
Karena engkau kini bersama kapal
Sedangkan aku hanyalah rakit

11.
Aku kehabisan kata-kata mengagungkan hatimu
Mensucikan cintamu
Hingga aku takut jika cinta itu tenggelam dalam samudera
Seperti tenggelamnya cinta di kapal Titanic

12.
Jangan salahkan diri
Karena hati adalah pelita jiwamu
Yang patut disalahkan adalah aku
Mengapa tak menggenggam hatimu?
Agar engkau tak gelisah seperti aku

13.
Ingin aku hentikan kata-kata ini agar tak berujar lagi
Tentang hatiku ini pada mu
Aku mencintaimu layaknya angin membelai ilalang
Tak ada yang salah
Tatapan ku itu tidak kosong
Karena di ujung mata, aku melihat engkau
Kapanpun, dimanapun
Tambatlah hati ini di mana engkai suka
Karena aku akan mengikutnya

14.
Terimalah hati ini
Seperti Tuhan menerima cinta Ibrahim
Engkau begitu dekat dengan urat leherku
Ferakmu seirama dengan jantungku
Engkau adalah udara bagi paru-paruku
Engkau mengiringi aliran darahku
Engkau yang memberi kekuatan pada hidupku
Apakah aku sanggup tanpamu?

15.
Sangat pantas, layaknya angin dan ilalang itu
Layaknya musik bersama tarian
Layaknya malam adanya bintang
Layaknya aku dan engkau
Cahaya mataku…

16.
Ranjau-ranjau apa gerangan?
Apa yang engkau takutkan cahaya hatiku?
Engkau menulam benang-benag yang tak tampak
Merajutnya dalam harapan dan impian
Tak cukupkah keikhlasanku menjewantahkan cinta?
Tak cukupkah pujianku mengikramkan hatimu?
Tak cukupkah puisiku mendamaikanmu?
Hai… rembulanku
Apakah kau tak yakin kita bisa jinakkan ranjau itu?
Aku ingin engkau yang lengkapi tulang rusukku yang hilang
Penyempurna imanku
Yang menyirami hatiku
Agar ragaku menyatu bersama ruhnya
Agar aku tetap bertahan
Takzimku untuk cintamu
Kemuliaan hatimu yang menuntunku dalam kegamamngan
Kelembutanmu yang membuatku damai
Gerak langkahmu yang membuatku takjub
Aku damai bila bersamamu
Masihkah engkau takut?
Hai … permata jiwaku
Aku akan terus menungumu dengan penuh harapan
Aku akan sabar menunggumu sampai kau benar-benar memberi pilihan
Aku akan menunggumu hingga takdir memberi jawaban
Karena aku tak sanggup lagi
Mencabut namamu di pusara hatiku
Karena aku tak sanggup lagi
Memanjakan hati

17.
Malam adalah rotasi waktu yang mencekam
Tubuhku tak bergerak
Hanya pikiran-pikiran yang berkelabat seperti kelelawar menembus gelap
Menembus mimpiku yang terhalang tidur
Engkau ada bersama nafas
Jantung
Darah
Dan ada di dalam mataku
Hingga aku tersadar dan berujar
“aku telah lebihi mimpiku”

18.
Sepelekanlah aku
Karena aku bukanlah orang yang menghasilkan bagimu
Aku bukanlah orang yang hebat dan kuat seperti yang engkau inginkan
Tapi kau tak akan menemukan orang yang sungguh-sungguh untuk melayani (hati) mu

19.
Seandaninya masih bisa memilih
Akan ku rayu tuhan agar mendekatkan hatimu padaku
Agar aku bisa berdiri
Dengan tulang rusukku yang telah lama hilang

20.
Qais memang terhalang oleh takdir
Begitu juga dengan takdirku yang buta
Jangan pedulikan aku
Aku akan tetap pelayan hatimu
Walau ku tau
Kau bersematkan cinta dengan yang laim
Tapi aku…
Kata-kata dalam puisi
Ketika puisiku hilang
Jangan kau cari
Karena aku juga telah tiada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah komentar yang ikhlas, santun, dialektika yang yang positif